Various Articel

23 February 2011

Si manis, penjual manisan..

Entah Rizkia atau Rizkiah namanya, tak begitu terdengar suaranya beradu dengan suara berisik jalan raya kita panggil saja Rizki. Gadis kecil yang duduk di bangku SD ini menarik perhatianku, kalau kebetulan ada uang dikantong aku membeli beberapa bungkus manisan daganganya, ya dia penjualan manisan.


Si manis penjual manisan
Tak seperti anak-anak lain seusianya yang mendekap manja ditangan para orang tuanya Rizki setiap pulang sekolah membantu kedua orang tuanya, mungkin karena desakan ekonomi. Dari mulutnya Rizki bercerita sedikit tentang ayah ibunya. "Ibu jualan dipasar, Bapak jadi tukang parkir" cerita Rizki.
Sehari-hari Ibunya berjualan manisan dipasar, Ayahnya bergantian dengan rekan seprofesinya memungut rupiah dari lahan parkir.

Sepulang sekolah Rizki berjualan manisan mangga, nanas dan kedondong, dengan menumpang angkutan kota (angkot) kemudian berjalan kaki kembali menuju rumah sambil berjualan menghampiri setiap rumah, ruko atau kantor di sepanjang jalan kota berjarak 3 kilometer!


Restika
Kulitnya menghitam karena terik matahari demikian juga rambutnya memerah kusam, tapi kalau diperhatikan potongan rambut gadis kecil ini cukup modis, entah siapa yang memotong rambutnya seperti itu. Berbeda dengan anak jalanan yang sering kutemui yang memukul mobil jika koranya tidak dibeli, pengamen yang marah jika tidak diberi, dengan Rizki anda beli daganganya atau tidak dia tetap tersenyum bersabar berdiri disudut ruangan kantor atau ditepi jalan menunggu pembeli.


Seringkali kulihat orang kantoran mengacuhkanya, ada juga yang menyapa, ada yang berbaik hati membeli daganganya tanpa meminta uang kembalian. Melihat Rizki jadi teringat adiku yang sekarang kuliah di IPDN Jatinangor, ada kemiripan wajahnya yang persegi bulat dan potongan rambutnya itu.. Tak percaya? Bandingkan saja kedua foto mereka. "Ibu yang buat manisanya" kata Rizki sambil minum es campur, tak lama kemudian dia mengucapkan terimakasih seraya berpamitan karena harus kembali berjualan.

10 Komentar | Kirim Komentar:

Anonymous said...

wahahah ada potonya si ika juga :D wahaha

Geafry Necolsen said...

miripp kan??

wits said...

ya, semoga rizki selalu diberi kemudahan dalam menjalani hari-harinya, amin..

Geafry Necolsen said...

@wits aminn.. iya kasian sekali mbak wits anak sekecil itu harus kerja demi sesuap nasi.. [mana tanggung jawab negara?]

Anonymous said...

:p :) :( :D :/ :*

Anonymous said...

:):D:P;):|:O:S:@>):(:'(:x(6)(a)(:|:-&(l)(u):-##:-S:$(f)(f)I-):-SS8[]

andry sianipar said...

Semoga semangat juang nya bisa ditiru oleh kita-kita yang sudah dewasa ini....

Geafry Necolsen said...

@andry sianipar eh datang juga si abang.. kebetulan liat blognya abang ini master marketing ya? gmn tu biar omset penjualan Rizkia meningkat? hehe thanks udah mampir, salam kenal

Catherine said...

kunjungan perdanaa :)

Anonymous said...

Salut buat kamu To. Kamu sampe niat buat fotoin tuh anak. Tapi bener, kalo emang liat anak kecil yang udah dieksploitasi dengan cara bekerja begitu, sangat miris. Anak kecil dibawah umur sudah bekerja. ck..ck.ck...

Post a Comment

Terimakasih kunjungannya, silakan tinggalkan komentar atau pesan anda setelah membaca artikel ini