Pagi-pagi dapat SMS, ada salah satu perusahaan yang bikin acara berobat gratis buat warga dan pemulung di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA), alhasil, enggak jadi keliling Jawa-Bali malah jalan-jalan ke tempat sampah!
Bayangkan saja, tempat sampah seluas puluhan hektar itu aromanya bagaimana.. Belum lagi hujan turun, menambah aroma TPA jadi tambah sedap. Setelah meliput acara berobat gratis aku keliling liat-liat TPA ini. Karena aromanya sudah ga enak aku cuma meneropong dari jauh pakai lensa kameraku.
Yang terlihat ibu-ibu yang lagi pada ngorek-ngorek sampah.. aku jadi ingat ibuku yang baru aja selesai rawat inap di rumah sakit seminggu. Aku membayangkan bagaimana kalau ibu-ibu itu adalah ibuku.. Aku penasaran, para ibu itu.. ibunya siapa ya??
Aku mendekat sambil menutup hidung, aku mencoba mewawancarai salah satu ibu-ibu itu, tapi jalan menuju tempat ibu itu lumayan jauh, belum lagi harus melintasi tumpukan sampah yang membusuk, sampah medis berupa jarum sutik bertebaran di sana. Tapi karena sudah terlanjur kakiku berlumpur aku nekat mendatangi mereka.
Namanya Sutinah, usianya sudah 54 tahun, berton-ton sampah membusuk tak lagi membuatnya jijik. Cuaca mendung disertai hujan tak mengganggu aktivitasnya mencari sampah plastik. Ribuan lalat yang beterbangan juga tak dipedulikannya.
"Ngapain mas, pakai baju bagus kok jalan-jalan ke sini?" ujarnya sebelum aku sempat bertanya. "Enggak apa-apa bu, lihat-lihat saja, ibu lagi ngapain?" tanyaku bodoh, karena aku sudah tahu dia sedang memulung. "Cari uang mas, buat makan anak-anak di rumah," jawabnya sambil melihat ke kameraku. "Mas wartawan ya?" tebaknya.
Setelah saling berkenalan, Sutinah tidak keberatan kuwawancarai. "Saya sudah enam tahun bekerja seperti ini," katanya membuka sesi wawancara diatas tumpukan karung. Sutinah bercerita, dia memiliki dua orang anak, keduanya masih berumur 4 tahun, Sutinah punya anak kembar, keduanya perempuan.
Menurut cerita Sutinah, Sudah sejak empat tahun lalu bapak dari anak-anaknya meninggalkan Sutinah. "Dia bukan suami saya, cuma dulu sama-sama mulung di sini, pernah dekat, sampai saya hamil terus dia enggak pernah kelihatan lagi," kenangnya.
Tapi Sutinah tak bisa berdiam diri, dia harus terus menghidupi kedua anaknya. "Setiap hari saya cari sampah plastik untuk dijual ke pengepul," jelasnya. Dalam sehari, Sutinah mampu mengumpulkan 8 hingga 12 Kg sampah plastik. "Satu kilo dibeli sama pengepul Rp.2000," imbuhnya.
Dengan pendapatan per hari rata-rata Rp.15.000 hingga Rp.20.000, Sutinah bisa memberi makan kedua anak balitanya. "Paling cukup cukup buat beli beras sama tahu tempe buat lauk," katanya sambil memasukan sampah ke dalam karung besar.
Sepertinya Sutinah sudah merasa cukup dengan sampah yang dipungutnya. Sutinah berjalan pulang, aku mengikutinya dari belakang. Setibanya di sebuah gazebo, Sutinah memanggil kedua anaknya. "Sri, Ndari, ayo pulang nduk.." kedua anak itupun menghampiri ibunya. Lalu Sutinah pamit pulang.
Aku hanya melihat mereka berjalan pulang.. aku membayangkan, bagaimana kalau dia ibuku, dan anak-anak itu adalah aku dan saudara-saudaraku. Kuambil handphone dari dalam tas, kutemukan nama ibuku dalam menu contact. Aku menelponnya, "Sudah sehat ma?" tanyaku. "Sudah, kamu lagi di mana?" dia bertanya balik, "Lagi di mall," jawabku berbohong.
Sengaja aku membohonginya, kalau kujawab aku sedang di tempat sampah, bisa kubayangkan rentetan pertanyaan yang akan diajukannya sebelum menyuruhku menjauh dari tempat itu. Aku hanya ingin menelponya sebentar, bertanya kesehatannya, supaya dia tahu, aku
Aku berjalan pulang. Cleepp!! Kakiku masuk ke dalam kubangan lumpur.. Dengan sekuat tenaga kutarik kakiku, hah! Sandalku putus!! Pulangnya aku mampir ke kamar mayat, ada seorang kenalan di sana, aku menukar sandal putusku dengan sandal jepitnya.
28 Komentar | Kirim Komentar:
ibu sutinah yg ada di photo itu ya?
sandal jepitnya punya mayat atau punya yg jaga mayat nih?
maaf, bingung mau ngomentarin kalau hal seperti ini.
tulisannya sangat menyentuh, jadi inget ibu.
artikel pesenannya insyaallah ya, coz nambah sibuk nih, (alesan, hihi...)
hiks hiks...seandainya itu ibu aku....
artikel pesenannya Kang,
http://seputarduniaanak.blogspot.com/2011/10/tanda-tanda-orang-mau-melahirkan.html
semoga bermanfaat!
@pakies: betul pak, saya setuju kaleh njenengan. kalau ga ngelihat ke bawah kita ga sadar kalo lagi di atas.
@sda + narti: makasih ya mbak, salut deh buat mbak yang cepet banget ngrespon requestku. kurang dari 24 jam langsung ditanggapi.
Didareah tempat kerjaku ada juga..beberapa orang tua yang sering kulihat sedang membersihkan got tempat alisan air, terkadang menyapu sampah tepi jalanan...
Kalau melihat bapak tua itu...terbayang selalu seperti orang tuaku, terakdang kasihan juga...sudah tua renta masih juga berkerja berat...dimana anak mereka.
tulisan ini sangat menggugah rasa. jadi sedih...
oya, apakah sudah melahirkan? anak dan ibu sehat kan?
sebenarnya ngga perlu bertahun2 jg utk terbiasa dgn suasana spt itu. dulu waktu tsunami, saya hanya butuh waktu beradaptasi beberapa hari dgn bau mayat (lebih parah dr bau sampah).
kalo aku sih ga kuat ke tempat kayak gitu :P
berkunjung di tempat2 semacam itu emang bisa jadi pengalaman tersendiri ya :)
wah baru mau saya ajak kopdar.. :)
hm..saya belum pernah main2 ke TPA.. :$
Semoga persalinan istrinya bang geafry berjalan lancar yaaa...Selamat menyambut titipan terindah dariNYA^^
Iya bang,betul itu...jalan2 ke TPA bak menyaksikan lukisan dunia yang punya sisi perjuangan lebih,dibandingkan sekelompok mereka yang hanya ongkang-ongkang kaki dengan gelar 'Orang kaya'
Sandalnya rek,, sandalnya..
:)
ditempatku juga ada sedemikian, tempat pembuangan sampah dengan ironi yang menggugah. hanya saja sosok yang Anda ceritakan sepertinya tak nampak disana.
makasih y bang geafry, lagi2 diingatkan untuk bersyukur. ngmg2 bu sutinah modis juga y, hehehe, ngga keliatan seperti udah 54 tahun, masih cantik.
soal lowongan itu, tertarik banget bang. tapi saya belum jadi sarjana. apa boleh? rencananya nanti kalau udah selesai, saya pengen niru jejaknya bang geafry, jadi wartawan. mohon petunjuknya, guru :D
semoga proses lahirannya lancar y, ibu dan anaknya juga sehat. amin :)
waaa postingan yg bgs, oh ya gmn istrinya mas,apakah sudah melahirkan? smoga persalinanya lancar ya :) oh ya ddk nya diprediksi perempuan ato laki2 mas? kpn2 dipostingin yach :)
saya malah prihatin dengan nasib anak2 ibu sutinah tanpa memiliki bapak dengan status perkawinan...hmm..potret kemiskinan dan kebebasan seksual..^^
Betul-betul perjuangan banget ya mereka.
Btw, gimana keadaan si mbak? Udah lahir dedeknya?
bang necolsen kayaknya lagi sibuk berat nih, ngejar deadline, mpe ga pernah update blog lagi ;p sukses, semangat.
oia, selamat tahun baru! #makeitcount
kunjungan sob ..
bagi" kalimat motivasi sob ..
hanya terdapat tiga warna,sepuluh bilangan, dan tujuh not;hal yang terpenting adalah bagaimana kita memanfaatkannya.
di tunggu kunjungan balik nya sob .. :)
Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D
wah infonya bagus sob..
sangat bermanfaat & lengkap lagi..
makasih ya :)
salam kenal :)
#Happy BLogging :D
salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
Hargailah hari kemarin,mimpikanlah hari esok, tetapi hiduplah untuk hari ini.,
ditunggu kunjungan baliknya gan .,.
sukses ah
keep learning sob... :)
Salam blogger,, setelah saya baca, artikelnya menarik dan bermanfaat..
^_^
wah menarik sekali informasinya, jadi dapat inspirasi baru...
bagus lah
nice post...:)
nyimak aja sob ..
die Informationen sind sehr nett und hilfsbereit zu uns, ich danke Ihnen sehr.
Post a Comment
Terimakasih kunjungannya, silakan tinggalkan komentar atau pesan anda setelah membaca artikel ini